Keringat yang Sia-Sia

Rabu, 29 Agustus 2012


Ku teguk sebotol fruit tea dingin yag baru saja kubeli di kantin sekolah. Dahagaku langsung sirna seketika begitu fruit tea tersebut menyentuh kerongkonganku. Segar rasanya. Apalagi dengan lelah dan keringat yang belum terhapus dari dahiku.
Pagi-pagi sekali aku telah bersiap berangkat kesekolah untuk menyiapkan keperluan dispensasi OSIS. Tapi tak seperti yang kuharapkan, aku berangkat sedikit lebih siang karena adikku yang nakal minta diantar dulua. Emosiku memuncak pagi itu karena hal tersebut, aku terlambat, belum lagi aku harus mencetak data dan mencari tanda tangan. Jadilah aku berangkat ke sekolah bersungut-sungut.
Setibanya disekolah, aku buru-buru pergi keruang PSB setelah meletakkan ransel dibangkuku dikelas. Setelah mencetak data tersebut, aku naik turun tangga untuk mencari tanda tangan para kakak kelas selaku panitia utama. Ya, taka pa, aku menghibur diri sendiri ‘itung-itung olahragalah.’ Setelah perjuangan naik turun tangga, saatnya menghadap guru-guru Pembina OSIS yang bertanggung jawab dengan dispensasi tersebut. Parahnya, baru aku menghadap guru pertama, panggil saja dia Bu Is, beliau menyuruhku menggati kata-kata dalam surat dispen tersebut. Sekali lagi, aku menghibur diri dengan kata-kata ‘olahraga’ . Aku lari-lari ke ruang OSIS dan mengedit surat dispen tersebut diruang OSIS. Sebelnya, computer ruang OSIS Leleeeettttnyaaa minta ampun, berasa pingin banting tu computer ! Kemudian, seselesainya ngetik (yang butuh kesabaran) aku lari-lari ke PSB untuk ngeprint. Begitu ngeprint-nya tuntas, giliran nyari tanda tangan lagi (dan naik turun tangga lagi) yang kali ini harus ditambah ngetuk pintu kelas, minta ijin guru mapel, baru dapet tanda tangan setelah diijinin gurunya karena bel masuk kelas udah bunyi dari 5 menit yang lalu. Lagi-lagi, setelah diintrogasi bentar sama kakaknya, sekarang kembali lagi ke Bu Is dan akhirnya beliau mau tanda tangan setelah tadi direfisi  (yang membuatku melakukan semuanya serba 2 kali)
Oke tinggal Bu Yas, selaku aka kurikulum (seharusnya waka kesiswaan, tapi karena nggak ada, digantiin waka kurikulum). Tapi sebelum tanda tangan, Bu Yas minta contoh surat yang berkenaan dengan maksud dispensasi. Sayangnya aku nggak bawa, lagi deh aku lari-lari ke secret buat ngambil tu surat. Begitu kukasiin ke Bu Yas, dan setelah di teliti dengan –sangat- cermat, perlu direfisi lagi karena ada yang salah. Sial ! Bu Yas bilang beliau mau tanda tangan kalau itu uda direfisi. Terpaksa aku lari-lari lagi, mengetuk pintu kelas lagi, meminta ijin pada guru mapel lagi, dan bilag kekakaknya lagi kalau surat edarannya ada yang salah dan harus direfisi. Dan kakaknya bilang “Yaudah,dek, dispennya besok aja. Ribet amat, keburu siang. Kasian. Udah besok aja,ya.” Jadi deh besok yang dispen. Setelah lari-lari, stelah menghadap guru berkali-kali, akhirnya semua ditunda besok. An did you know, aku nggak masuk kelas biologi demi itu.

Blog List

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me